PENGEMBANGAN INDUSTRI DAN PENGUTAMAAN EKSPOR GUNA MENOPANG PEMULIHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
PEREKONOMIAN INDONESIA
PENGEMBANGAN INDUSTRI DAN PENGUTAMAAN EKSPOR GUNA
MENOPANG PEMULIHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
“ Penggalakan Ekspor, Pembangunan
Infrastruktur, Penyediaan Bahan Baku “
A.
Penggalakan Ekspor
Ekspor merupakan bagian yang
sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Kegiatan ekspor memberikan
lapangan kerja bagi banyak orang serta menghasilkan devisa bagi negara.
Peningkatan dan pengembangan ekspor diharapkan dapat memperoleh devisa dan
meningkatkan investasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat. Pemerintah terus berupaya mencari berbagai terobosan dan
kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan ekspor ke manca negara dengan
melakukan pembinaan dan promosi ekspor. Dengan kebijakan tersebut diharapkan kesempatan
melakukan ekspor semakin terbuka sejalan dengan globalisasi ekonomi yang sudah
berjalan dan tidak dapat dihindari oleh semua negara.
Perkembangan pesat perdagangan
bebas membawa dampak ekspansi perdagangan dunia, semakin berkurangnya hambatan
perdagangan dan meningkatnya perdagangan antar negara. Berkurangnya hambatan
perdagagan menimbulkan peluang yang besar bagi negara-negara di dunia untuk
memperluas jangkauan perdagangannya ke luar negeri. Dalam rangka mendorong
ekspor secara menyeluruh, identifikasi komoditi ekspor unggulan harus dilakukan
agar komoditi ekspor Indonesia memiliki competitive advantage di pasar
internasional. Identifikasi komoditi ekspor mencakup berbagai kegiatan antara
lain diversifikasi produk dan diversifikasi pasar tujuan ekspor.
Kegiatan ekspor meningkat
pesat setelah pemerintah menggalakkan ekspor non migas akibat penerimaan dari
sektor minyak dan gas tidak dapat diandalkan. Kebijakan yang dilakukan
pemerintah berkaitan dengan hal tersebut diantaranya memberikan insentif ekspor.
Dengan adanya kebijakan tersebut, nilai dan volume ekspor meningkat, struktur
ekspor menguat, komoditi ekspor yang diperdagangkan semakin beragam dan negara
tujuan ekspor semakin banyak.
>> Persiapan lain yang perlu dilakukan
sebagai langkah awal untuk dapat memajukan kegiatan ekspor yaitu:
a. Mempersiapkan
Pekerjaan Teknis
Persiapan teknis adalah
tersedianya peralatan teknis yang memungkinkan kita untuk melakukan komunikasi,
khususnya korespondensi, baik dengan pemasok maupun dengan calon pembeli di
mancanegara. Pengalaman menunjukkan sekitar 80% transaksi perdagangan ekspor
impor dilakukan melalui korespondensi, sedangkan 20% sisanya dilakukan dengan
negosiasi tatap muka, yang akhirnya juga dikonfirmasikan dalam bentuk tertulis
melalui korespondensi.
b. Memahami
Pengetahuan Ekspor Impor
Perdagangan adalah salah satu
kegiatan bisnis. Pengertian bisnis lebih luas dari perdagangan, sebab bisnis
meliputi pula kegiatan investasi, produksi, pemasaran, dan lain-lain. Namun
demikian perdagangan merupakan inti dari kegiatan bisnis, karena pada akhirnya
setiap kegiatan bisnis berujung pada kegiatan memperdagangkan produk dan atau
jasa dari bisnis tersebut. Perdagangan internasional adalah kegiatan yang
berlangsung melintasi negara dan benua yang sudah barang tentu mempunyai
peraturan, hukum, dan budaya serta cara berdagang yang berbeda. Oleh karena
itu, pemerintah setiap negara berkepentingan untuk mengatur tata cara kegiatan
perdagangan. Ekspor adalah menjual barang dari dalam negeri ke luar negeri, Impor
adalah membeli barang dari luar negeri ke dalam negeri, Kegiatan ekspor dan
impor ini harus mengikuti peraturan di negara asal maupun negara tujuan.
c. Saling
Mempercayai Mitra Usaha
Kepercayaan adalah salah satu
faktor yang penting untuk menjamin terlaksananya transaksi ekspor impor.
Bersumber dai perbedaan-perbedaan bahasa, kebudayaan, adat istiadat, dan cara
berdagang, tidak jarang dalam transaksi ekspor impor timbul berbagai masalah,
terutama kepercayaan antara eksportir dan importir. Kepercayaan dapat diperoleh
jika kedua belah pihak memiliki integritas, kemampuan, dan kejujuran.
Serta dalam
pemenuhan bahan baku pada proses produksi juga harus dilakukan. Jangan sampai
bahan baku yang diperoleh dari impor lebih besar daripada produk/barang jadi
yang di ekspor. Contohnya produk kayu, kertas, dan mebel; berdasarakan data BPS
2013, impor bahan baku untuk proses produksi 40% dan barang jadi (output) yang
diekspor 90%. berbeda dengan bahan baku impor otomatif dan makanan olahan yang
mencapai 70% dengan ekspor barang jadi masih 10%. pada akhir tahun 2014, ekspor
Indonesia masih didominasi oleh batu bara sedangkan ekspor produk kayu di
urutan 4 nasional. Salah satu strategi ekspor yaitu melalui pendekatan produk.
sebagian besar ekspor Indonesia masih didominasi produk primer sebesar 63%
se-nilai USD 114,7 miliar; sedangkan manufaktur baru 37% atau senilai USD 67,8
miliar. sedangkan pasar dunia sudah meninggalkan Indonesia dengan menciptakan
trend ekspor maanufaktur 67% dan ekspor primer 33%; hal ini sejalan dengan
komitmen dunia untuk melindungi sumber-sumber daya alam hayati yang tak
terbarukan. oleh karena itu, untuk meningkatkan pasar dunia, Indonesia harus
mendorong ekspor kearah produk manufaktur yang menjadi permintaan utama dunia.
B.
Pembangunan Infrastruktur
Infrastruktur dapat didefinisikan sebagai kebutuhan dasar
fisik pengorganisasian sistim struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi
sektor publik dan sektor privat,sebagai layanan dan fasilitas yang
diperlukan,agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik. Istilah umumnya
merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau fisik yang mendukung jaringan
struktur seperti fasilitas antara lain dapat berupa:jalan ,kereta api, air
bersih, bandara, kanal, waduktanggul, pengelolahan limbah, perlistrikan, telekomunikasi,
pelabuhan. Infrastruktur selain fasilitasi, dapat pula mendukung berupa
kelancaran aktifitas ekonomi masyarakat, dristibusi aliran produksi barang dan
jasa sebagai contoh bahwa jalan dapat melancarkan transportasi pengiriman bahan
baku sampai ke pabrik kemudian untuk distribusi ke pasar hingga sampai kepada
masyarakat.
Untuk infrastruktur Pekerjaan Umum, pembangunan sejauh ini
pada hakikatnya telah memberi landasan yang mendukung kehidupan ekonomi dan
sosial masyarakat. Hal ini tercermin dari pengembangan sumber daya air telah
menjadi pendukung program ketahanan pangan, dan menjadi sumber air bagi
penyediaan air minum dan air untuk berbagai keperluan lainnya seperti
pembangkit listrik tenaga air dan pengendalian banjir yang kesemuanya mendukung
pengembangan perkotaan, industri dan sektor jasa. Dibidang jalan, telah
terbangun Aset Jalan Nasional, Propinsi, Kabupaten, dan Kota serta Jalan Tol
dengan panjang keseluruhan 346.000 km, yang telah menghubungkan berbagai pusat
permukiman dan pasar, sehingga memberi manfaat terutama meningkatnya mobilitas
distribusi berbagai produk barang dan jasa dalam ekonomi nasional. Sistem air
bersih terbangun melayani 45 juta atau 40% penduduk perkotaan dan 7 juta atau
8% penduduk perdesaan, dan pembangunan prasarana lingkungan permukiman tersebar
di kota besar dan sedang telah memberi manfaat meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat berpenghasilan rendah, meningkatnya pertumbuhan ekonomi lokal, serta
terbukanya kesempatan kerja.
Namun perlu disadari bahwa pada saat ini masih dijumpai
berbagai tantangan dalam pengelolaan dan pengembangan infrastruktur Pekerjaan Umum.
Terdapat kesenjangan aset infrastruktur antar wilayah, belum optimalnya
jaringan irigasi dalam mendukung ketahanan pangan, jaringan jalan masih banyak
yang kondisinya tidak mantap, keterbatasan akses dari pusat-pusat produksi ke
pemasaran, masih banyaknya kawasan kumuh maupun kinerja sebagian besar PDAM
yang belum mantap.
>> Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan keseimbangan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah indonesia, maka dilakukan pendekatan kewilayahan yang mengelompokan wilayah nasional Indonesia berdasarkan tingkat perkembangannya.
a. Infrastruktur di Kawasan Telah
Berkembang
Kawasan ini yang
mencakup P. Jawa, Bali, dan Sumatera, relatif telah jauh berkembang kegiatan
ekonominya dengan dukungan ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) barat (Selat
Sunda – Laut Natuna) dan bahkan dapat dipandang sebagai satu kesatuan wilayah
ekonomi. Sumber pendanaan pengembangan infrastruktur di samping dari sumber
pemerintah juga semakin mengandalkan kemampuan pendanaan swasta.
Sebagai ilustrasi
kesatuan antara P. Jawa dan P. Sumatera ini memerlukan dukungan sistem
transportasi yang terpadu, terutama pengembangan sistem jaringan jalan Pantura
Jawa dan Lintas Timur Sumatera beserta sarana penyeberangan Selat Sunda, serta
beberapa pelabuhan Samudera dan Nusantara yang merupakan pula bagian dari ASEAN
Highway. Hal ini untuk mendukung pesatnya perluasan kawasan industri terutama
di Sumatera bagian selatan.
b.
Infrastruktur di Kawasan Mulai
Berkembang
Kawasan ini meliputi
P. Kalimantan, P. Sulawesi, dan NTB yang didukung ALKI tengah (Selat Lombok -
Selat Makasar). Pertumbuhan ekonominya dicirikan kegiatan-kegiatan baru yang
mulai berkembang. Keadaan “baru berkembang” itu dapat merupakan peluang pula dalam
pembenahan lingkungan hidup seluruh wilayah, dengan menerapkan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan. Pendanaan infrastruktur selain dari pemerintah juga
telah di mulai dengan kemitraan antara pemerintah dengan swasta.
Sebagai ilustrasi sistem infrastruktur
transportasi dikembangkan melalui jalan lintas Kalimantan (sebagai bagian Pan
Borneo Highway yang disepakati merupakan bagian Asean Highway), jalan lintas
Sulawesi, beserta outlet-outlet pelabuhan Samudera dan Nusantara, terutama
pelabuhan Makassar dan Bitung.
c.
Infrastruktur
di Kawasan Pengembangan Baru
Kawasan pengembangan
baru meliputi kepulauan Maluku, Papua, dan seluruh Nusa Tenggara Timur, yang
didukung oleh ALKI timur (Laut Arafuru – Laut Banda – Laut Maluku). Prioritas
yang ditangani adalah pemanfaatan sebaik-baiknya sumber daya alam, terutama
lahan pertanian dan potensi kelautan, secara besar-besaran bagi pertumbuhan
penduduk yang tinggi. Sebagai ilustrasi kesatuan sistem transportasi terpadu
(laut, darat, dan udara) dikembangkan jaringan jalan yang cepat fungsional.
Tata penanganan khusus pulau-pulau kecil (terpencil) dilakukan dengan
mengembangkan antara lain sistem air baku dan air bersih, dan jaringan jalan.
Pendanaan infrastruktur banyak tergantung pada ketersediaan dana investasi Pemerintah
baik pusat maupun daerah
Hambatan Perkembangan Infrastruktur Dan
Solusi
Selama enam tahun perkembangan infrastruktur di Indonesia
boleh dibilang tak bergerak maju. Sehingga infrastruktur dituding sebagai
penghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Saat ini terdapat enam
permasalahan yang menghambat perekonomian Indonesia, yakni ketidakpastian
hukum, aturan daerah, buruknya infrastruktur, masalah buruh, masalah
perpajakan, dan bea cukai. Kondisi infrastruktur yang jelek diakui menyebabkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia menjadi terhambat.
Sekretaris Jenderal Gabungan Eksportir Indonesia (GPEI) mengungkapkan
pemerintah belum serius mengatasi permasalahan infrastruktur mengingat
kondisinya yang masih sangat parah baik infrastruktur jalan darat dan laut,
maupun di pelabuhan. Kondisi jalan yang rusak telah menyebabkan high cost economy bagi para pelaku
eksportir Indonesia, karena kelancaran arus barang terganggu.
Padahal, belanja pemerintah untuk infrastruktur melalui APBN
terus meningkat setiap tahun. Namun, belanja pemerintah sebesar itu belum mampu
mencukupi kebutuhan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur karena alokasi
yang berkaitan langsung dengan pembangunan fisik hanya sekitar 30% - 40%. Dan
setiap tahun kekurangan belanja modal infrastruktur mencapai Rp. 500 triliun.
Begitupun akses jalan menuju pelabuhan saat ini kondisinya juga sudah sangat memprihatinkan.
Pemerintah harus segera membenahi jalan-jalan tersebut. Tujuannya, tidak hanya
sekadar kelancaran di jalan menuju pelabuhan, tetapi juga dalam rangka
meminimalisir ongkos-ongkos logistik yang berujung kepada penurunan harga
produk.
Pelabuhan adalah pintu gerbang suatu negara. Infrastruktur
pelabuhan merupakan kunci daya saing, terlebih bagi arus ekspor-impor barang.
Bila pelabuhan tidak efisien, maka logisitik akan terganggu, yang pada
gilirannya akan memperlemah perekonomian bangsa. Sebagai negara kepulauan,
prioritas pembangunan infrastruktur di Indonesia adalah infrastruktur
antarpulau guna mengintegrasikan kepulauan seolah-olah menjadi satu daratan,
seperti memperbanyak dan memperbesar kapasitas pelabuhan laut.
Prioritas lain, adalah pembangunan interkoneksi jaringan
transmisi listrik antarpulau, karena transmisi listrik adalah transmisi energi
yang merupakan urat nadi untuk akselerasi roda pembangunan. Pembangunan
transmisi listrik dapat dimulai dari wilayah daerah pantai, karena daerah
pantai adalah pintu masuk pertama kegiatan ekonomi antarpulau. Jika
infrastruktur listrik tersedia, perdagangan antarpulau pun akan semakin berkembang.
Rakyat berharap anggaran pemerintah yang sangat besar untuk pembangunan
infrastruktur tersebut bisa tepat sasaran, terarah, dan sesuai dengan skala
prioritas.
C.
Penyediaan Bahan Baku
Persediaan bahan
baku adalah banyaknya kuantitas dan seberapa baik kualitas bahan yang
dikehendaki, untuk mencapai kuantitas dan kualitas yang diinginkan.
Criteria pemilihan bahan :
A. Kualitas
pasok
B. Kontinuitas
pasok
C. Mutu
yang sesuai standar
D. Harga
inverstasi
E.
Biaya peyimpanan
Bahan baku bersumber dari mana
saja, kami membahas bahan baku yang bersumbaer dari bidang peternakan, farmasi,
pertanian, serta perkebunan.
1. Bidang
Peternakan
Wakil Menteri Pertanian Rusman
Heriawan mengatakan bahwa industri pupuk organik dalam skala besar di Indonesia
sulit dibentuk karena masih terkendala masalah rantai persediaan bahan baku
yang belum maksimal. Beliau menjelaskan,
untuk memproduksi pupuk organik dalam skala besar tentu diperlukan rantai
persediaan bahan baku pembuat pupuk yang maksimal. Ia menilai masih ada
kelemahan secara struktur untuk bisa memperoleh persediaan bahan pupuk organik
yang berkelanjutan dan dalam jumlah besar. "Beda dengan Australia,
peternakan di sana dibuat per kawasan maka ketika mereka ingin membuat pabrik
pupuk organik bahan bakunya sudah mudah didapat,"lanjutnya. Oleh karena
itu, menurut Rusman, Kementerian Pertanian pernah menawarkan kepada Perusahaan
Pupuk Indonesia untuk membuat suatu unit khusus yang terkait dengan
pengembangan industri pupuk organik, terutama untuk mengorganisir rantai
persediaan bahan baku pupuk organik.
"Karena memang supply chain bahan pupuk organik ini harus diorganisir juga, dan kami sebenarnya ingin mendorong ke arah itu," katanya. Sehingga alas an pertanian sering mengalami gagal panen juga diakibatkan karena kurangnya pasokan pupuk organic yang mengakibatkan ekspor Negara juga berkurang.
"Karena memang supply chain bahan pupuk organik ini harus diorganisir juga, dan kami sebenarnya ingin mendorong ke arah itu," katanya. Sehingga alas an pertanian sering mengalami gagal panen juga diakibatkan karena kurangnya pasokan pupuk organic yang mengakibatkan ekspor Negara juga berkurang.
2. Bidang
Farmasi
Saat ini Indonesia
adalah negara yang memasuki fase berkembang. Bermacam perusahaan dan industri
berlomba-lomba menanamkan modalnya serta berinvestasi di sini, tidak terkecuali
industri farmasi yang memproduksi obat dan bahan obat. Negara berkembang
memiliki tingkat pembangunan yang bervariasii, sejumlah negara berkembang
bahkan telah memiliki standar hidup rata-rata yang tinggi. Dengan banyaknya
investor yang menanamkan modal, Indonesia dinilai memiliki peluang besar
menjadi pasar untuk industri farmasi meski industri di dalam negeri masih
sangat tergantung pada bahan baku impor. Negara berkembang biasanya
kesejahteraan materialnya belum mencukupi untuk melakukan keperluan produksi,
kesejahteraan materialnya masih rendah. Indonesia masih mengimpor lebih dari 95
persen bahan baku produksi farmasi dari India, Cina, dan Eropa. Kesulitan bahan
baku ini disebabkan oleh belum adanya dukungan penuh dari pemerintah dalam
penyediaan bahan baku untuk produksi farmasi. Menyikapi
ketergantungan bahan baku impor pada industri farmasi tadi, ada masalah lain
yang timbul akibat tidak tersedianya bahan baku obat-obatan. Industri farmasi
global belakangan ini marak oleh peredaran produk farmasi dan obat palsu,
meskipun kejadian ini lebih umum terjadi di negara-negara berkembang di mana
kurangnya dana dan faktor-faktor lain berarti bahwa pemalsuan dan perdagangan
obat-obatan palsu diabaikan. Perdagangan obat-obatan palsu meningkat di seluruh
dunia dan dapat memiliki konsekuensi serius bagi keselamatan pasien. Potensi
negatif yang muncul adalah kerugian fisik, kegagalan pengobatan untuk kondisi
tertentu dan efek samping yang tak terduga. Akhirnya konsumen juga yang
dirugikan dengan keadaan ini. Dari perspektif produsen lain lagi kerugian yang
ditimbulkan. Di samping hilangnya pendapatan yang jelas, ada potensi lain untuk
jauh merusak reputasi merek. Sementara penarikan kembali produk pastinya akan
menambah biaya pengeluaran.
3. Bidang Agroindustri
Indonesia merupakan salah satu
Negara 5 besar penghasil ubi jalar di dunia. Di Indonesia terdapat salah
satu perusahaan agroindustri ubi jalar yaitu PT Galih Estetika Indonesia.
Perusahaan ini mengolah ubi jalar ke berbagaijenis produk olahan, seperti menjadi
pasta dan tepung.
Dalam memenuhi permintaan pasar jaminan persediaan bahan
baku merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, namun saat ini
justru permasalahan yang dialami perusahaan adalah berkaitan dengan kesulitan
akan bahan baku. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk meneliti mengenai strategi pengadaan bahan baku agro industri
ubi jalar yang sebaiknyadigunakan perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar.
Strategi pengadaan bahan baku yang saat ini digunakan adalah melakukan sistem kontrak dengan petani dan pembelian langsung ke bandar.Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku, pembelian langsung ke bandar lebih mendominasi dibandingkan dengan sistem kontrak dengan petani. Hal ini dikarenakan petani banyak yang tidak mematuhi peraturan kontrak yaitu dengan menjual hasil panen tidak sepenuhnya kepada perusahaan.
Strategi pengadaan bahan baku yang saat ini digunakan adalah melakukan sistem kontrak dengan petani dan pembelian langsung ke bandar.Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku, pembelian langsung ke bandar lebih mendominasi dibandingkan dengan sistem kontrak dengan petani. Hal ini dikarenakan petani banyak yang tidak mematuhi peraturan kontrak yaitu dengan menjual hasil panen tidak sepenuhnya kepada perusahaan.
4. Perkebunan
karet
Karet alam merupakan salah satu
komoditi pertanian yang menjadi andalan untuk meningkatkan perolehan devisa.
Sebagian besar karet alam yang dihasilkan Indonesia ditujukan untuk diekspor ke
negara-negara industri maju. Pada peri ode 1994-1998, volume karet alam
Indonesia mengalami peningkatan dengan pertumbuhan 7.4 % per tahun. Di masa
yang akan datang, karet alam mempunyai prospek yang cerah, baik itu di pasaran
internasional maupun di pasaran domestik. Permintaan karet alam dunia akan
mengalami peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 2.5 % per tahun. Namun
demikian, prospek karet alam yang cerah tersebut tidak diikuti oleh perkembangan
harga yang cukup bagus. Harga karet alam dunia sampai tahun 1999 triwulan I
belum juga pulih semenjak mengalami penurunan pada tahun 1996. Penurunan harga
karet alam dunia tersebut diperkirakan disebabkan oleh tingginya pasokan karet
alam dan adanya krisis ekonomi yang melanda sebagian besar negara- negara Asia.
Komentar
Posting Komentar