AKUNTANSI MANAJEMEN
PERILAKU BIAYA
Disusun Oleh
:
1.
Astri
Utami K
2.
Okta
Saputri
3.
Raras
Rosa D
4.
Vincentius
Feri S
5.
Wyne
Gebina A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA
2016
Makalah ini bertujuan untuk menguraikan berbagai macam sifat
dan cara penetapan pola perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan
volume kegiatan. Pengetahuan mengenai bagaimana suatu biaya akan berubah di
bawah berbagai macam pengaruh merupakan hal yang penting dalam pengambilan
keputusan, estimasi biaya di masa yang akan datang, dan evaluasi terhadap
pelaksanaan tindakan.
Perilaku Biaya diartikan sebagai
hubungan antara total biaya dengan perubahan volume kegiatan. Berdasarkan perilakunya
dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga
golongan:biaya tetap, biaya variable, dan biaya semivariabel. Untuk keperluan perencanaan
dan pengendalian, baik biaya tetap maupun biaya variable harus dipecah lagi sebagai
berikut :
Biaya Tetap
Biaya Variabel
a.
Commited Fixed Cost
a.
Engineered Variable Cost
b.
Descretionary Fixed Cost
b. Discretionary Variable Cost
BIAYA TETAP
Biaya tetap
adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.
Biaya teteap per satuan berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Besar biaya
tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi, dan metode
serta strategi manajemen. Sebagai contoh, dalam pegambilan keputusan pembelian
generator listrik untuk keperluan pabrik, manajemen akan memperhitungkan permintaan
pasar dalam jangka panjang terhadap produk yang dihasilakan pabrik tersebut.
Selanjutnya permintaan pasar ini akan menentukan kapasitas generator listrik
yang akan digunakan dalam menyediakan kebutuhan listrik untuk pabrik tersebut.
Manajemen tidak akan membeli generator yang berkekuatan 5 megawatt jika dalam jangka
panjang pabrik akan memerlukan listrik melebihi jumlah tersebut. Pemilihan
generator yang akan dibeli tersebut juga dipengaruhi oleh faktor teknologi.
Keputusan mengenai kapasitas generator dan teknologi yang akan dipilih ini akan
mempunyai akibat terhadap besarnya biaya tetap. Strategi manajemen
dalam mengoperasikan generator tadi,misalnya apakah generator tersebut akan
dijalankan dalam
dua shift atau tiga shift, akan mempunyai pengaruh juga terhadap besarnya biaya
tetap.
·
Committed
Fixed Costs
Committed fixed
costs sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari
pemilikan pabrik, ekuipmen, dan organisasi pokok. Perilaku committed fixed
costs dapat diamati dari biaya tetap yang dikeluarkan jika perusahaan
berhenti beroperasi dan akan beroperasi lagi (misalnya karena pemogokan buruh atau
kekurangan bahan baku). Committed fixed costs merupakan semua biaya yang tetap dikeluarkan dan tidak dapat
dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan jangka
panjangnya, seperti biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, biaya sewa,
biaya asuransi dan biaya gaji karyawan utama.
·
Discretionary Fixed Costs
Discretionary
fixed cost merupakan
biaya yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala(biasanya
tahunan) yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai
jumlah maksimum biaya yang diijinkan untuk dikeluarkan. Atau merupakan biaya
yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara masukan dengan
keluaran (yang diukur dengan volume pejualan,jasa,atau produk). Discretionary fixed
cost tidak memiliki hubungan tertentu dengan volume kegiatan, dapat dihentikan sama sekali pengeluarannya atas kebijakan
manajemen. Contohnya
adalah biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, biaya promosi penjualan,
biaya program latihan karyawan, biaya konsultan.
BIAYA
VARIABEL
Biaya variabel adalah biaya
yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya
variabel per unit konstan (tetap) dengan adanya perubahan volume kegiatan.
Biaya bahan baku merupakan contoh biaya variabel ang berubah sebanding dengan
perubahan volume produksi. Step variable costs merupakan jenis biaya
variabel yang perilakunya bertingkat (step like behavior), yang naik
turunnya tidak pada saat yang sama dengan perubahan volume kegiatan. Setiap
perubahan volume kegiatan tidak secara langsung diikuti oleh perubahan biaya.
·
Engineered
Variable Costs
Engineered cost adalah biaya yang
memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu, biaya
ini merupakan biaya antara masukan dan keluarannya mempunyai hubungan erat dan
nyata. Jika masukan (biaya) berubah maka keluaran akan berubah sebanding
dengan perubahan masukan tersebut dan sebaliknya jika keluaran berubah maka
masukan (biaya) akan berubah sebanding dengan perubahan keluaran tersebut. Contohnya adalah biaya bahan baku.
·
Disretionary
Variable Costs
Disretionary variable cost merupakan biaya
yang masukan dan keluarannya memiliki hubungan erat namun tidak nyata (bersifat
artifisial). Jika keluaran berubah maka masukan akan berubah sebanding dengan
perubahan keluaran tersebut. Namun, jika masukan berubah, keluaran belum tentu
berubah dengan adanya perubahan masukan tersebut. Sebagai
contoh adalah biaya iklan yang ditetapkan oleh manajemen puncak sebesar 2% dari
hasil penjualan akan berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan.
Karena biaya ini berperilaku variabel atas kebijakan manajemen (tidak
berperilaku variabel nyata) maka jika biaya iklan dinaikkan belum tentu akan
mengakibatkan kenaikan volume penjualan.
BIAYA
SEMIVARIABEL
Biaya semivariabel adalah biaya yang memiliki unsur
tetap dan variabel didalamnya. Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah biaya
minimum untuk menyediakan jasa sedangkan unsure variabel merupakan bagian dari
biaya semivariabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.
PENENTUAN
POLA PERILAKU BIAYA
Ada tiga faktor yang harus diperhitungkan dalam
menetapkan pola perilaku suatu biaya :
1.
Harus
dipilih biaya yang akan diselidiki pola perilakunya. Biaya ini
merupakanvariabel tidak bebas (dependent
variable) dan biasanya dinyatakan dengan symbol y.
2.
Harus
dipilih variabel bebas (independent
variable) yaitu sesuatu yang menyebabkan biaya tersebut berfluktuasi,
secara matematis fungsi tersebut dinyatakan y=f(x).
3.
Harus
dipilih kisaran kegiatan yang relevan (relevant
range of activity), dimana hubungan antara variabel bebas dan tidak bebas
yang dinyatakan dalam fungsi biaya y=f(x) berlaku.
Para akuntan dan
manajer biasanya menggunakan fungsi liniear y=a+bx.
METODE
PENAKSIRAN FUNGSI LINIEAR
Ada 2 pendekatan dalam memperkirakan fungsi biaya :
a.
Pendekatan historis (historical
approach)
Fungsi
biaya biasa ditentukan dengan cara menganalisis perilaku biaya di masa yang
lalu dalam lingkungannya dengan perubahan volume kegiatan dalam masa yang sama.
b.
Pendekatan analitis (analytical
approach)
Diadakan
kerjasama di antara orang-orang teknik dan staf penyusun anggaran untuk
mengadakan penyelidikan terhadap tiap-tiap fungsi (kegiatan atau pekerjaan)
guna menentukan : pentingnya fungsi tersebut, metode pelaksanaan pekerjaan yang
paling efisien, dan jumlah biaya yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan
tersebut pada berbagai tingkat kegiatan.
Ada 3 metode untuk memperkirakan fungsi biaya dengan
pendekatan historis :
1. Metode titik
tertinggi dan terendah (High and Low
Point Method)
Suatu biaya pada tingkat kegiatan yang paling tinggi
dibandingkan dengan biaya tersebut pada tingkat kegiatan terendah di masa yang
lalu.
Contoh:
Data kegiatan dan biaya reparasi dan pemeliharaan PT
Eliona Sari tahun 20X1 disajiakan.
Bulan ke
|
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin
|
Jam Mesin
|
1
|
750.000
|
6.000
|
2
|
715.000
|
5.500
|
3
|
600.000
|
4.000
|
4
|
630.000
|
4.250
|
5
|
620.000
|
4.500
|
6
|
875.000
|
7.000
|
7
|
800.000
|
6.000
|
8
|
1.000.000
|
8.000
|
9
|
800.000
|
6.000
|
10
|
750.000
|
6.000
|
11
|
650.000
|
4.500
|
12
|
700.000
|
4.500
|
|
8.570.000
|
66.250
|
Diketahui bahwa
bulan ke 3 merupakan tingkat kegiatan terendah, pada bulan ke 8 merupakan
tingkat kegiatan tertinggi.
Biaya Reparasi
dan Pemeliharaan Mesin pada Tingkat Kegiatan
|
Tertinggi
|
Terendah
|
Selisih
|
Jumlah Jam
Mesin
|
8.000
|
4.000
|
4.000
|
Biaya Reparasi
dan Pemeliharaan
|
Rp. 1.000.000
|
Rp. 600.000
|
Rp. 400.000
|
Unsur biaya
variabel dalam biaya reparasi dan pemeliharaan dihitung sebagai berikut :
Biaya variabel =
Rp. 400.000 : 4.000 = Rp. 100/jam mesin
|
Titik Kegiatan
Tertinggi
|
Titik Kegiatan
Terendah
|
Biaya reparasi
dan pemeliharaan mesin yang terjadi
|
Rp. 1000.000
|
Rp. 600.000
|
Biaya reparasi
dan pemeliharaan mesin
|
|
|
Rp. 100 x 8.000
|
800.000
|
|
Rp. 100 x 4.000
|
|
400.000
|
Biaya reparasi
dan pemeliharaan tetap
|
Rp. 200.000
|
Rp. 200.000
|
Jadi biaya
reparasi dan pemeliharaan mesin terdiri dari :
a. Biaya variabel
Rp. 100
b. Biaya tetap Rp.
200.000
Dinyatakan dalam bentuk fungsi liniear y = 200.000 + 100x
Dengan persamaan
liniear tersebut dapat dilakukan estimasi biaya reparasi dan pemeliharaan untuk
masa yang akan datang. Misalnya dalam tahun anggaran 20X2 perusahaan
merencanakan kenaikan kegiatan produksi yang diperkirakan akan menaikkan volume
kegiatan reparasi dan pemeliharaan menjadi 90.000 jam mesin, maka biaya
reparasi dan pemeliharaan dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan
liniear tersebut sebagai berikut :
y= 200.000 + 100(90.000)
y= 9.200.000
2. Metode Biaya
Berjaga (Standby Cost Method)
Metode ini
mencoba menghitung berapa biaya yang harus tetap dikeluarkan apabila perusahaan
ditutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol.
Contoh :
Misalnya pada
tingkat reparasi dan pemeliharaan 8.000 jam mesin per bulan biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp. 1.000.000. Sedangkan menurut perhitungan, apabila
perusahaan tidak berproduksi, biaya reparasi dan pemeliharaan yang tetap harus
dikeluarkan sebesar Rp. 400.000 per bulan.
Biaya yang
dikluarkan pada tingkat 8.000 jam mesin Rp.
1000.000
Biaya tetap(biaya berjaga) Rp. 400.000
Selisih Rp.
600.000
Biaya variabel per jam = Rp. 600.000 : 8.000 = Rp. 75/jam mesin.
Fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dinyatakan y = 400.000 +
75x
3. Metode Kuadrat
Terecil (Least-Square Method)
Metode ini menggangap bahwa
hubungan antara biaya dengan volume kegiatan berbentuk hubungan garis lurus
dengan persamaan garis regresi y = a + bx. Variabel y menunjukkan biaya, variabel
x menunjukkan volume kegiatan, a menunjukkan unsure biaya tetap dalam y,
sedangkan b menunjukkan unsur biaya variabel. Rumusnya sebagai berikut:
b =
a =
Contoh :
Biaya reparasi dan pemeliharaan
mesin PT Eliona Sari per bulan dalam tahun 20X1
Bulan ke
|
Biaya Reparasi
dan Pemeliharaan mesin
(Rp.1000)
y
|
Jam Mesin
x
|
xy
|
|
1
|
750
|
6.000
|
4.500.000
|
36.000.000
|
2
|
715
|
5.500
|
3.932.500
|
30.250.000
|
3
|
530
|
4.250
|
2.252.500
|
18.062.500
|
4
|
600
|
4.000
|
2.400.000
|
16.000.000
|
5
|
600
|
4.500
|
2.700.000
|
20.500.000
|
6
|
875
|
7.000
|
6.125.000
|
49.000.000
|
7
|
800
|
6.000
|
4.800.000
|
36.000.000
|
8
|
1000
|
8.000
|
8.000.000
|
64.000.000
|
9
|
800
|
6.000
|
4.800.000
|
36.000.000
|
10
|
750
|
6.000
|
4.500.000
|
36.000.000
|
11
|
550
|
4.500
|
2.475.000
|
20.250.000
|
12
|
600
|
4.500
|
2.700.000
|
20.250.000
|
|
8.570
|
66.250
|
49.185.000
|
382.062.500
|
n = 12
|
Xy
|
∑x
|
∑xy
|
∑
|
b =
= 0,115
a =
= 79,27
Jadi biaya reparasi dan
pemeliharaan mesin tersebut terdiri dari :
Biaya variabel = Rp. 115/jam
mesin (0,115 x 1.000)
Biaya tetap = Rp. 79.270/ bulan
Atau fungsi liniear biaya
tersebut adalah y = 79.270 + 115x
Coefficient of Determination
Coefficient
of determination (
) merupakan ukuran yang menunjukkan presentase
perubahan variabel tak bebas (y) yang disebabkan hubungan liniear dengan
variabel bebas (x). Biaya tidak hanya berubah dalam hubungannya dengan volume
kegiatan, namun masih ada faktor lain (misalnya harga) yang berpengaruh
terhadap perilaku biaya. Dengan menghitung Coefficient
of determination dapat diketahui berapa persen perubahan suatu biaya yang
disebabkan oleh perubahan volume kegiatan. Rumusnya sebagai berikut :
y =
biaya sesungguhnya yang diamati
y =
rata-rata biaya sesungguhnya yang diamati
y =
taksiran biaya dengan menggunakan persamaan regresi y = a + bx
Contoh
:
Bulan ke
|
Biaya
reparasi dan
pemeliharaan mesin ( Rp.
1000 )
y
|
Jam mesin
x
|
Y’
|
y-y’
|
(y-y’)2
|
y-
|
(y-
|
1
|
750
|
6000
|
|
-19
|
361
|
|
1296
|
2
|
715
|
5500
|
712
|
3
|
9
|
1
|
1
|
3
|
530
|
4250
|
568
|
-38
|
1444
|
-184
|
33856
|
4
|
600
|
4000
|
539
|
61
|
3721
|
-114
|
12996
|
5
|
600
|
4500
|
597
|
3
|
9
|
-114
|
12996
|
6
|
875
|
7000
|
884
|
-9
|
81
|
161
|
25921
|
7
|
800
|
6000
|
769
|
31
|
961
|
86
|
7396
|
8
|
1000
|
8000
|
999
|
1
|
1
|
286
|
81796
|
9
|
800
|
6000
|
769
|
31
|
961
|
86
|
7296
|
10
|
750
|
6000
|
769
|
-19
|
361
|
36
|
1296
|
11
|
550
|
4500
|
597
|
-47
|
2209
|
-164
|
26896
|
12
|
600
|
4500
|
597
|
3
|
9
|
-114
|
12996
|
jumlah
|
8570
|
66250
|
|
|
10127
|
|
224842
|
N=12
|
|
|
Y’
|
y-y’
|
|
y-
|
|
(1)
Y’
= a +bx
b =
= 0,115
a =
= 79,27
= 79,27 + 0,115 x 6000
= 769
= 8570/12
= 714
(2)
y-
=
750 – 714
= 36
r2 =
=
= 0,955
Dari
hasil perhitungan coefficient of determination tersebut dapat disimpulkan bahwa
95,5% perubahan pada biaya reparasi dan pemeliharaan disebabkan karena hubungan
linear dengan volume kegiatan ( yang diukur dengan jam mesin ).
Ukuran volume kegiatan
Dalam memilih ukuran volume kegiatan ada
dua pertanyaan pokok yang harus dijawab :
(1) apakah ukuran yang kan digunakan
didasarkan atass masukan (input) atau keluaran (output) dan
(2) apakah ukuran tersebut dinyatakan
dalam satuan uang atau satuan fisik.
Ukuran masukan dan keluaran.
Ukuran masukan berhubungan dengan sumber-sumber yang digunakan di dalam suatu
pusat biaya. Contohnya adalah di dalam pusat biaya produksi ukuran volume
kegiatan dapat dinyatakan dengan jumlah jam tenaga kerja langsung, biaya tenaga
kerja langsung, jam mesin, berat bahan baku yang digunakan. Ukuran keluaran
berhubungan dengan barang dan jasa yang mengalir keluar dari suatu pusat biaya.
Ukuran dalam satuan uang dan dalam satuan fisik.
Satuan ukuran volume kegiatan yang dinyatakn dalam satuan fisik seperti jam
tenaga kerja langsung, kadang-kadanglebih baik bila dibandingkan dengan satuan
rupiah, seperti biaya tenaga kerja langsung, karena ukuran yang pertama tidak
dipengaruhi oleh perubahan harga atau tarif. Kenaikan tarif upah akan
menyebabkan naiknya biaya tenaga kerja langsung, meskipun sebenarnya tidak ada
kenaikkan volume kegiatan. Oleh karena itu, di dalam situasi seperti ini,
ukuran yang dinyatakan dalam satuan biaya tenaga kerja langsung akan dapat
menyesatkan.
Komentar
Posting Komentar